Menyang kontèn

Kaca:Cerita Pendek Jawa Yogyakarta.pdf/17

Saka Wikisumber
Kaca iki wis divalidasi

nya. Sebagai karya sastra yang terbit di media massa, keberadaannya sebagai karya sastra yang terdokumentasi menjadi sebuah persoalan, karena terbit lewat majalah/koran sangat rentan untuk tidak terselamatkan karena sifatnya yang sangat parsial (dibandingkan sebagai antologi dalam bentuk buku).

Pengertian cerita pendek Jawa di Yogyakarta tidak artikan secara geografis (yang dimuat oleh majalah terbitan Yogyakarta)2, tetapi termasuk di dalamnya adalah cerita-cerita pendek Jawa yang dimuat di majalah/koran berbahasa Jawa terbit dari tempat/daerah/provinsi lain. Pemahaman ini untuk menjembatani sebuah pengertian tentang keberadaan “cerita pendek Jawa di Yogyakarta”. Dengan kata lain, cerita pendek Jawa di Yogyakarta adalah semua data cerita pendek Jawa yang dapat ditemukan di Yogyakarta yang dimuat di media massa/koran berbahasa Jawa3. Oleh karena itu, timbul beberapa masalah cerita pendek Jawa di Yogyakarta, khususnya yang terbit sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2010, yaitu (1) Bagaimana sebenarnya keberadaan cerita pendek Jawa sebagai karya sastra? (2) Bagaimana pendokumentasian cerita pendek Jawa di Yogyakarta?

Cerita pendek Jawa tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 sebagai salah satu genre sastra Jawa perlu diungkapkan dalam sebuah penyusunan, karena sebagai karya seni tentu telah memberikan kontribusi baik bagi perkembangan kesusteraan Jawa secara khusus maupun bagi perkembangan kebahasaan secara umum. Oleh karena itu, penyusunan ini berusaha mengungkapkan cerita pendek Jawa dari segi keberadaannya sebagai karya sastra, sumbangannya bagi perkembangan kepengarangan Jawa, dan pendokumentasiannya demi kelestariannya. Diharapkan penyusunan ini akan berguna bagi dunia ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kesusastraan Jawa. Di samping itu, penyusunan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi masyarakat yang mem-


2 Sastra Jawa sebagai salah satu karya kebudayaan Jawa, keberadaannya tidak dapat dibatasi oleh batasan-batasan geografis. Sebaga hasil kebudayaan, sastra Jawa dapat dinikmati oleh siapa saja dan di mana saja. Demikian pula keberadaannya tidak dapat diklaim sebagai suatu karya yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat di suatu wilayah tertentu, karena kebudayaan itu pada dasarnya tidak bersifat fisik. Kebudayaan itu adalah suatu ruang yang dapat masuk ke mana saja asal dapat diterima dengan baik.

3 Yogyakarta sebagai suatu wilayah merupakan tempat bertumbuhnya kebudayaan Jawa dan di tempat itu pula beberapa majalah berbahasa Jawa terbit. Dari majalah-majalah yang terbit di Yogyakarta, misalnya, Djaka Lodang atau Mekar Sari menjadi tempat para pengarang cerita pendek menulis karyanya. Para pengarang itu datang dari berbagai wilayah di tanah Jawa (tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja). Demikian pula, majalah-majalah lain berbahasa Jawa yang terbit dari luar Yogyakarta juga beredar (dibaca) dan diminati oleh masyarakat Yogyakarta.

4

Cerita Pendek Jawa Yogyakarta Periode 2000-2010