Kaca:Bantul Sangsaya Pinunjul.pdf/394

Saka Wikisumber
Kaca iki wis divalidasi

Berbagai peristiwa (E), (F), dan (G) tampak pada kolom (G) menunjukkan peristiwa yang lebih spesifik, menarik dan dramatis. Kemampuan penulis naskah drama adalah usaha untuk berkemampuan menjadikan peristiwa biasa (E) menjadi peristiwa dramatis (F) lebih menjadi (G). rangkaian peristiwa dalam drama disebut alur atau plot.

(Tugas Kedua: Anda dipersilahkan membuat naskah dramatik yang mengacu pada bahan penulisan naskah drama dengan salah satu naskah Legenda Nusantara dan Walisongo)


Drama: Konflik

Esensi drama adalah konflik. Meski drama pada awalnya dialog dan tokoh sebagai prasyarat utama, namun perlu ditunjang dengan peristiwa dramatik, dan dari persitiwa dramatik tersebut menyebabkan terjadinya konflik atau pertikaian. Tanpa pertikaian sebuah naskah drama tak ubahnya sebuah berita atau pidato yang monoton atau membosankan.

Konflik dalam drama dapat dibangun dari: tokoh, yaitu menciptakan karakter tokoh yang berbeda, misalnya: protagonis (pembawa pesan, nilai, atau misi) dan antagonis (penentang misi atau nilai). Perbedaan fungsi tokoh sudah jelas akan membentuk konflik.

(Tugas Ketiga: Anda dipersilahkan mencari tokoh protagonis dan antagonis yang mengacu pada bahan penulisan naskah drama dengan salah satu naskah Legenda Nusantara dan Walisongo) Jika perbedaan karakter, misi, dan nilai yang diemban oleh masing-masing tokoh dipaparkan, maka tinggal membenturkannya dalam bentuk konflik atau pertikaian. Pertikaian ini menjadi daya pikat sebuah naskah drama. Semakin menarik pertikaian yang ditawarkan oleh seorang pengarang naskah drama, maka daya pukaunya pun makin kuat. Demikian pula sebaliknya.

Cermati perbedaan karakter berikut ini. Bagian manakah

yang dimungkinkan terjadinya konflik atau pertikaian:

~ Bantul Sangsaya Pinunjul ~

373