Kaca:Bandha Kamardikan.pdf/99

Saka Wikisumber
Kaca iki wis divalidasi

88 Seni Berpuisi

      manuk Jatayu
      emprit abuntut bedhug
      kekejera kaya manuk branjangan

  Kata-kata itu masih bisa dikembangkan lagi, sampai sebanyak-banyaknya. Kalau belum tahu maknanya, sediakan kamus Bausastra Jawa. Kalau belum tahu, silahkan tanya. Namun, bagi penyair, tidak harus tahu persis maknanya. Boleh tahu secara imajinatif saja.
 Lebih baik, juga kategorikan berbagai kata di atas. Mungkin ada yang tergolong kata yang menjurus pada: burung cerdas, burung takhayul, burung religius, burung patriotik, burung epos, dan lain-lain. Pengkategorian ini, akan membantu Anda untuk mencipta puisi bertema apapun.
 Kalau sudah yakin. mari kita mencoba mendongeng. Terserah, mau dongeng apa: cinta, politik, anak malas, rajin sekolah, pembolos, dan sebagainya – Anda dapat segera menjajarkan kata-kata di atas.
 Tentunya, kata-kata tadi dapat dipotong, ditambah, digunting, dilipat, dan seterusnya. Kata-kata di atas sekedar patokan awal untuk memekarkan imajinasi. Nah, masalah cinta misalnya dapat diukir dalam puisi Jawa (geguritan) berikut:

      Manuk emas sing dakkurung ing jantung
      Saya kekejer nguber pencokan
      Golek susuh ing pojoking ari

  Silahkan Anda akan memberi judul apa pada geguritan di atas? Dalam membuat puisi judulnya dibuat belakangan, boleh. Sekali lagi untuk tahap awal, untuk tingkat lanjut, bermula dari judul, tidak dilarang. Kalau perlu, tambah lagi satu bait. Coba? Yang perlu diingat, hubungan antarbait harus logis.