Kaca:Bandha Kamardikan.pdf/94

Saka Wikisumber
Kaca iki wis divalidasi

SENI BERPUISI 83

Puisi pun tidak berbeda jauh dengan dongeng. Anda berpuisi, tidak

lain juga mendongeng. Hanya media kata-katanya saja yang berbeda. Dalam

mendongeng., kala-kata yang digunakan sedikit lugas, kata-kata tidak

disusun menjadi bait-bait,, dalam puisi sebaliknya.


Cara membaca dan menciptakan antara puisi dengan prosa juga ada

sedikit perbedaan. Yang penting, masalah puisi dan bukan puisi adalah

ihwal bentuk saja. Sama saja dengan dengan sebuah kain, Anda bisa

membentuk menjadi: sarung, celana luar, celana agak dalam, dan seterusnya.

Jika kain itu suatu “ide”, misalkan tentang manuke bapak — Anda bisa

mengungkapkan lewal puisi dan juga melatui prosa atau pun drama.


C. Kreativitas Berpuisi

1. Penginderaan

Hal penting yang tidak boleh diabaikan dalam berpuisi menyangkut

penginderaan. Penginderaan tampaknya sudah natural atau alami. Hampir

setiap orang bisa melakukan. Bukankah demikian? Tidak selalu.

Penginderaun butuh latihan yang berulang-ulang.


Sejak lahir, Anda bisa mendengar, lalu "berpuisi’ dalam bentuk tangisan.

Tangisan adalah bagian dari seni berpuisi yang akan saya bicarakan nanti.

Sadar atau tidak, Anda mengeluarkan tangis (mungkin) dari penginderaan

takut atau ciri dasar hidup. Yang penting, Anda mengalami peristiwa besar

yang tidak disadari untuk berpuisi. saat itu. Barulah, Anda mulai metihat,

meraba, mencium, dan merasakan. Semua indera adalah “pintu gerbang”

bagi penyair untuk berpuisi. Pintu itu dapat dilatih dan diasah. Jika tidak,

Anda akan berhenti pada penginderaan yang kasar yang hanya

mengandalkan kelima indera saja. Padahal, seorang penyair (tingkat lanjut)

diperlukan indera keenam, ketujuh, dan seterusnya — sampai tingkat yang

dianggap paling.


Saya ingin mengajak Anda berlatih penginderaan melalui “rasa” (rasa

njaba-njero). Maaf, kalau saya sedikit kembali pada ihwal manuk. Coba,

inderalah dengan mata anda — mulai dari paruh sampai ekor dan kaki. Apa

Anda pernah menghitung jumlah jari-jari manuk? lihatlah. Berapa

jumlahnya? Apakah Anda pernah menghitung sayapnya, kakinya, ini masih