Kaca:Bandha Kamardikan.pdf/88

Saka Wikisumber
Kaca iki wis divalidasi

BELAJAR MENCIPTA GEGURITAN 77


  Jadi, kegiatan “niteni pada dasarnya adalah suatu proses belajar secara pasif, dalam rangka mengumpulkan informasi dan fakta dari luar untuk digunakan sebagai rangsangan berpikir dan berbuat selanjutnya

b. Nirokake, meliputi kegiatan antara lain:

- mencoba berbuat (menulis geguritan) dengan cara yang sederhana. Yaitu, meniru contoh geguritan yang telah ada, atau telah ditulis oleh banyak orang

- latihan ini sekaligus sehagai upaya mencarj dan menemukan tema, gaya, ungkapan, momentum, yang disenangi atau cocok dengan pribadi masing-masing

  Jadi, kegiatan nirokake adalah proses belajar secara sederhana, namun mulai aktif, dalam mencoba menulis geguritan. Dengan kata lain, adalah “vera” atau menyentck model yang ditutis orang lain. Di sinilah dimulai usaha membangun tradisi penulisan di tingkat awal.

c. Nambahi, meliputi kegiatan yang garis besarnya:

- menumbuhkan kreasi sestai dengan tuntutan bakat, pengalaman, dan intelektualitas

- prinsip nambahi di sini ialah mencoba memperbarui kualitas geguritan yang ditulis dengan memasukkan pengertian, sikap, pendapat, serta pengalaman pribadi (subjektif) yang berbeda dengan pengalaman pengguril lain yang dituangkan ke dalam geguritannya.

  Dengan demikian, kegiatan “nembahi” adalah bentuk awal dari latihan berkreasi, yaitu mencipta dengan lebih bebas. Mencoba tidak lagi mencontoh karya lain seratus persen. Untuk sclanjutnya, sedikit demi sedikit, pengaruh karya orang lain itu semakin dikurangi sampai pada suatu saat benar-henar menemukan kepribadiannya sendiri. Mengapa demikian? Tidak lain karena geguritan yang baik haruslah memiliki ciri khas (identitas dan otentisitas} yang berbeda dengan geguritan karya penggurit lain.
  Melalui metode belajar N-3 akan diperoleh banyak keuntungan dalam memulai tradisi penulisan, antara lain:

(1) memiliki banyak referensi serta contoh geguritan karya berbagai penggurit