94 SENI BERPUISI
(3) latihan ucapan kata-kata yang mengandung rasa: hemm, emm, uh, oh, huh, hiihh, hahh; (4) latihan satu kata menjadi tiga atau lebih karakter,: mas, masss, masss!, mass? Mas-mas, massss: (5) latihan ucapan tanda-tanda puisi: ? ! ??? !!!
Kedua, olah rasa melalui mimik. Mimik: menyesuaikan suasana puisi; marah, mlekecu, njegadul, ngampet swasana, lara lapa, kejem, mibawa, kasmaran, getir, getun, suka, nggeget lambe. tumungkul. mbuwang liring. mentheleng, tengadah, gerak bibir, singsot, oceh-ocehan, thik-thok-thik-thok, cekk-cekk. dst.
Ketiga, olah raga: (1)hindari gerak reflek. (2) melangkah bila perlu saja. (3) kadang-kadang duduk, selang-seling dengan berdiri, (4) gelengkan kepala seperlunya. (5) gerakan tangan, tidak harus, (6) gerak tidak ke sana kemari. (7) tidak membelakangi penonton, (8) pegang naskah dan make bervariasi, (9) dekati penonton, boleh komunikasi. (10) berdiri, jangan standar sepeda.
C. Pendukung Baca Puisi
(1) Pakaian disesuaikan dengan suasana puisi, peraga benda yang kejutan.
(2) Perlu iringan: vokal tembang, musik, tarian.
(3) Perlu panata laku, penata artistik
(4) Lomba baca puisi, dinilai oleh publik. Mari kita lakukan: per-kelompok, kecil, terus ke kelompok besar.