Kaca:Bandha Kamardikan.pdf/101

Saka Wikisumber
Kaca iki wis divalidasi
90 SENI BERPUISI

nylekit, ironis, profetik, kepahlawanan, religius, sakral, dan lain-lain. Suasana puisi akan menentukan pula pemilihan kata.

 Kalau kita akan membuat puisi yang bernuansa profetik. kata-kata yang dipilih harus yang berbau transendental, memiliki curahan moral, dan tetap estetis. Misalkan, Anda dapat menggunakan kata-kata berikut menjadi sebuah puisi profetik. Coba buatlah sendiri, pilih salah satu untaian kata di bawah ini:

manuk-manuk ababil mencok ing pang garing
manuk jataya ngudang pangimpen
manuk prenjak mbuka lawange swarga
manuk-manuk nggoleki susuhe angin
manuk-manuk ugudhari kurungane nepsu
manuk-manuk ngayak tapake kontul nglayang

 Nuansa puisi yang kental akan mempengaruhi bobot. Puisi yang berbobot tidak selalu ditentukan oleh penggunaan kata-kata yang arkais (kuna). tetapi banyak ditentukan membangun nuansa yang selaras dengan pemilihan kata. Estetika akan menjadi ukuran terpenting dalam suatu puisi.

 Puisi yang diberi muatan filosofi dan moral belum tentu berbobot manakala diungkapkan dengan nada menggurui. Puisi itu boleh memuat sebuah ajaran, namun tidak selamanya harus disampaikan dengan “doktrin”. Bobot puisi tetap mempertimbangkan efektif maupun efesien tidaknya memainkan kata. Puisi merupakan olah bahasa yang padat, tetapi tetap cair.

D. Mencipta Bermacam-macam Puisi

 Sebelum mencipta, banyak-banyaklah membaca geguritan karya penyair yang sudah ada. Calon penyair yang malas membaca karya orang lain, jangan heran kalau akan kehilangan nafas. Namun, Anda juga jangan sekali-kali "nyontek" karya orang lain. Kalau sikap curang ini dilakukan akan merepotkan masa depan kalian. Kalau sekedar membaca untuk menghaluskan obsesi, tidak apa-apa. Ini memang "wajib".