Kaca iki wis divalidasi
― 57 ―
4) 1. pĕh ning rasa | = | inti sari. |
2. lĕwu | = | besar, banjak, sangat. |
3. matewĕh | = | mata + iwĕh; |
4. mata | = | tetapi, hanja. |
5. kṛtãnugraha | = | telah mendapat anugerah, selesai. |
5) 1. wyartha | = | tak mustadjab, tawar. |
2. rajah | = | nafsu, gelap. |
3. tamah | = | (tamak?) = nafsu ingin. |
4. Çiwasmṛti | = | memikir (selalu ingat) kepada Siwah. |
5. Çraddha | = | senang suka, dengan muka manis. |
*
Isinja:
- Fikiran sang pendeta-paramarta, jang telah sempurna
dalam hal ilmu sunjata(nja),
Tidak karena nafsu-badani ia bertjita-tjita itu, sebagai orang-orang biasa,
Terlaksananja hal-ichwal jang lajak dibanggakan (yaça)
dan tidak merendahkan deradjat peradjurit (wirya)lah
jang direnung-renungkan,
Aman tenang karena hanja berbatas kelir sadja dengan
Tuhan Chalikul’alam. - Sanggulku pada duli paduka, demikianlah halnja, (aku
bersembah sudjud),
Sebagai permulaan kata mengarang hal kedjajaan sang
Parta (Ardjuna) di kehijangan, sementara ia djadi penolong batara Sakra (=Indra),
ketika sang radja-dewa itu kedatangan sikap salah (durniti) dan bahaja (misalnja) ada raksasa bernama Niwatakawatja, mashur didunia bahwa ia dimana-mana mendapat kemenangan. - Kaki gunung Meru sebelah selatan, kotanja, bermaksud
akan menghantjur-leburkan keinderaan,
Lagi pula ia mendapat keistimewaan seorang perwira,
(jakni) tak akan mati karena dewa-jaksa-asura,