Pendahuluan
Di dalam kesusastraan Jawa dikenal adanya genre guritan atau geguritan di samping adanya genre-genre yang lain, misalnya cerita pendek (cerkak), novel, roman, crita rakyat, tembang, babad, dan lain-lain. Guritan adalah puisi Jawa modern yang banyak ditulis oleh penyair (penggurit) sastra Jawa setelah zaman kemerdekaan. Kalau kita ingin membaca karya guritan adalah hal yang mudah bila kita berlangganan atau sering membolak-balik majalah dan surat kabar berbahasa Jawa, karena pada umumnya hampir tiap majalah atau surat kabar berbahasa Jawa membuka rubrik guritan pada lembar kesusastraannya, Bahkan bagi siswa-siswi SLTP dan SLTA sudah cukup sering mendengar adanya lomba membaca guritan karena hampir tiap tahun Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur menyelenggarakannya.
Menulis Guritan
Guritan memang nyaris tak berbeda dengan puisi modern di dalam kesusastraan Indonesia, Yang membedakan adalah medianya. Guritan ditulis dalam bahasa Jawa, sedangkan puisi ditulis dengan bahasa Indonesia, atau kadang-kadang bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Jawa (mungkin juga bahasa Inggris dan bahasa Cina), Guritan-pun ada yang
dicampur sedikit-sedikit dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sepanjang pengguritnya tidak mampu
48