(Moch. Nursyahid P, (b) balada. guritan yang berisi tentang tokoh yang menjadi pusat perhatian, misalnya Balada Joko Tarub (Suripan Sadi Hutomo) dan Balada Juwariyah Kembang Pelanyah (Poer Adhie Prawoto), (c) romcmsa, guritan yang memuat kisah romantik atau percintaan biasanya penuh luapan perasaan, misalnya Guritan Sinta Marang Rama (Tjahjono Widarmanto.
(2) Lirik, guritan yang mengungkapkan gagasan pribadinya. la tidak bercerita. la mencetuskan kandungan atau isi hatinya. Guritan ini dibagi menjadi (a) elegi, guritan yang mengungkapkan rasa duka, misalnya Elegi (Hartoho Kadarsono), (b) Ode pujaan terhadap tokoh atau tempat atau keadaan, contoh R.A. Kartini (TS Agrarini, (c) mantra (prothalmiori), biasanya berisi kekuatan semedi atau meditasi yang cocok Juga untuk antawecana ki dalang, misalnya Hong Ilaheng(R.M/ Wisnoe Wardhana).
(3) Deskriptif, yaitu guritan di mana penggurit bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan atau peristiwa, benda, suasana yang dipandang menarik perhatian. Termasuk jenis ini adalah (a)satirik, yaitu guritan yang berisi ejekan atau sindiran terhadap sesuatu hal, misalnya Jaman (Muhammad Yamin MS dan Adu Tiyasa (Andjrah Lelana Brata,
Satire Menthok-Menthok (Suwardi Endraswara), (b) kritik sosial, misalnya Serere Adhuh Lae (Turiyo Ragilputro), (c)
42