Kaca:Tunas Semi.pdf/51

Saka Wikisumber
Kaca iki wis divalidasi
Apresiasi dan Penulisan Kreatif Puisi Jawa
Suwardi Endraswara

1. Orientasi Apresiasi Puisi

Puisi Itu suatu tangisan, gugatan (unjuk rasa), detakan, greget, nyanyian, rintihan, dan lain-lain. Di dalam puisi ada emosi yang harus dikejar. Emosi itu bercampur manis dengan pikiran dan imajinasi.

Mengapresiasi puisi merupakan upaya memasuki dunia-nya secara suntuk melalui proses membaca dan menikmati. Pembacaan puisi dapat bersifat personal, yakni ketika mendalami puisi di kamar —misalnya—sebagai upaya pelarian psikologis. Hasilnya adalah kepuasan: mesam-mesem sendiri, iba, hi-ha-hi-hi, terbahak-bahak, mengernyitkan dahi, dll. Puisi menjadi pil mujarab atau obat jiwa.

Apresiasi dapat ditingkatkan lagi ke arah pembacaan kreatif-estetis, yakni ke arah 'penampilan puisi' atau pemanggungan. Dalam hal ini, puisi sudah menjadi komoditas: pamer, eksibisi, show, iklanisasi, dan terobosan komunikasi kepada audiens.

2. Apresiasi Puisi: Melalui tingkatan; menggemari, menikmati, merespons, dan memproduksi. Apresiasi perlu melihat: judul, pilihan kata, imaji, simbol, persajakan, tema. Kita perlu mengetahui macam-macam puisi Jawa.

(1) naratif, yaitu guritan yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Yang termasuk guritan naratif adalah (a) epik, yaitu menjelaskan atau menceritakan sesuatu, misalnya Wengi ing Pinggir Bengawan

41