karya orang lain, jangan heran kalau akan kehilangan nafas. Namun, anda juga jangan sekali-kali "nyontek" karya orang lain. Kalau sudah curang ini dilakukan, akan merepotkan masa depan kalian. Kalau sekedar membaca untuk menghaluskan obsesi, tidak apa-apa. Ini memang "wajib".
Dengan membaca anda akan kenal dengan aneka ragam geguritan yang ternyata lebih dari sepuluh macam. anda dapat mengepigon (sementara) model geguritan yang telah ada. Misalkan, anda akan mencipta geguritan: (1) naratif, yaitu geguritan yang mengungkapkan cerita atau penjelasan penggurit, seperti balada; (2) lirik, geguritan yang mengungkapkan gagasan pribadinya,seperti (a) elegi, geguritan yang mengungkapkan rasa duka, (b) ode, pujaan terhadap tokoh atau tempat atau keadaan; (3) deskriptif, yaitu geguritan dimana penggurit bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan atau peristiwa, benda, suasana yang dipandang menarik perhatian, seperti:(a) satirik, geguritan yang berisi ejekan atau sindiran terhadap sesuatu hal, (b) kritik sosial, politik, dan lain-lain.
Sebenarnya masih banyak lagi, namun, untuk anda yang baru "pemula" kiranya cukup tahu tiga macam dulu. Dari ketiga macam itu, silakan anda pilih salah satu, dan buatlah satu atau dua judul geguritan. Temanya bebas, sesuai dengan minat anda.
Cobalah beberapa kali. Kalau sudah jadi, jangan segera puas. Anda jadilah "pembaca perdana" dari karya anda sendiri. Maksudnya, kalau ada yang masih ragu kata-katanya tanyakan pada orang lain atau buka kamus. Betulkan beberapa kali, potonglah yang tidak sesuai, tambahkan dimana saja yang anda anggap kurang. Usahakan tidak bosan merevisi karya sendiri, sampai anda "puas".
Tahap akhir, sebelum karya anda dikumpulkan, silakan berikan orang yang paling dekat dengan anda. Biarlah mereka membaca kedua, setelah anda, nanti komentarnya bagaimana. Anda tidak perlu berkecil hati atau bahkan sakit hati kalau ada kritikan karena saran dari orang terdekat anda itu dapat digunakan untuk memperbaiki lagi. Usahakan, tidak di ruang tertutup kalau sedang
Antologi Geguritan Bengkel Sastra Jawa 2005___Sekar Melathi
93