Kaca:Sekar Melathi.pdf/106

Saka Wikisumber
Kaca iki wis divalidasi

biasanya tidak jelas, meskipun bening seperti air aqua, namun, rasanya kurang enak.

Dengan nuansa yang tajam, kita akan dapat menciptakan geguritan itu menjadi lebih menggigit. Anda dapat membangun nuansa geguritan: romantis, nylekit,ironis, profetik, kepahlawanan, religius, sakral, dan lain-lain. Suasana geguritan akan menentukan pula pilihan kata.

Kalau kita akan membuat geguritan yang bernuansa profetik, kata-kata yang dipilih harus yang berbau transendental, memiliki curahan moral, dan tetap estetis. Misalkan, anda dapat menggunakan kata-kata berikut menjadi sebuah geguritan profetik. Coba buatlah sendiri, pilih salah satu untaian kata di bawah ini:

Manuk-manuk ababil mencok ing pang garing
manuk jatayu ngudang pangimpen
manuk prenjak mbuka lawange swarga
manuk-manuk nggoleki susuhe angin
manuk-manuk ngudhari kurungane nepsu
manuk-manuk ngoyak tapake kontul nglayang

Nuansa geguritan yang kental, akan mempengaruhi bobot. Geguritan yang berbobot, tidak selalu ditentukan oleh penggunaan kata-kata yang arkais (kuna), tetapi banyak ditentukan membangun nuansa yang selaras dengan pemilihan kata. Estetika, akan menjadi ukuran terpenting dalam suatu geguritan.

Geguritan yang diberi muatan filosofi dan moral, belum tentu berbobot manakala diungkapkan dengan nada menggurui. Geguritan itu boleh memuat sebuah ajaran, namun tidak selamanya harus disampaikan dengan "doktrin". Bobot geguritan, tetap mempertimbangkan efektif maupun efisien tidaknya memainkan kata. Geguritan merupakan olah bahasa yang padat namun tetap cair.

C. Mencipta Bermacam-macam Geguritan

Sebelum mencipta, banyak-banyaklah membaca geguritan karya penyair yang sudah ada. Calon penggurit yang malas membaca

92

Sekar Melathi___Antologi Geguritan Bengkel Sastra Jawa 2005