Kaca iki wis divalidasi
- Sudah dibelenggu dengan selendang pelangi hijau. Wadya Arab sudah membunyikan isyarat huruhara, barisan sudah siaga dan mengepung rapat kota itu. Para dipati sudah semua menyerah dan akan setia dan menyerahkan mati hidupnya. Kepada wadya Arab sudah diumumkan untuk memotong ekor kuda dan binatang tunggangan lainnya,
- sebagai tanda kesusahan dan prihatin. Hiruk pikuklah wadya Arab, gemuruh tangisnya. Prabu Tamtanus seperti pingsan tak dapat bangun, hatinya seperti disayat, merasakan seperti kehilangan anak kandung sendiri. Syahdan yang sedang dalam kepedihan. Sekarang ganti yang diceritakan, yalah yang ada di Pirkari.
Bersambung: Menak Gandrung.
79