Kaca iki wis divalidasi
- Sekarang sudah kalah, ditanya mau tidaknya, malah banyak alasan. Menutup-nutupi kekalahannya, banyak yang dikemukakan memakai laki-lakian. Laki-laki kakekmu, orang yang tidak layak ditolong.
- Begitu pula Kanjeng Gusti, raja begitu saja ditanggapi, biar dikepruk saja." Konon sang Raja Sarkab, setelah mengucapkan sahadat dilepaskan dari belenggunya, disuruh berkumpul dengan para raja.
- Wong Agung tersenyum sambil lembut bertanya, "Hei, Pothet apa kerjamu, akan kau apakan Raja Sarkab itu?" Marmaya menjawab, "Saya mempunyai nadar, kalau Sarkab sudah jadi kawan,
- hendaklah semua menyaksikan, nadar saya kemarin akan mengambil badungnya. Riuhlah segenap para raja karena mereka tahu bahwa itu hanya suatu akal-akalan saja. Raja Sarkab percaya "ini terimalah Umarmaya.
- Sayalah yang melepaskan nadarmu semua. Dan badung saya harganya saja sejuta, intanya seratus lima puluh, jemerut dua puluh tujuh, mirah nilanya enam puluh."
- Raja Sarkab berkata lagi, "Kalau anda tidak bernadar, tentu tidak akan kuberikan, lebih baik kau minta reyal, empat ratus ribu kurelakan. Sebab wajib pula dapat melepaskan orang bernadar."
- Marmaya latah juga jawabnya, "Ya terima kasih, banyak mulut saya ini, sering tidak keruan." Lebih gemuruhlah gelak ketawa segenap para raja, karena mereka tahu Raja Sarkab dapat dikibuli yang dalam anggapannya sungguh-sungguh.
15