Kaca iki wis divalidasi
- la berdiri di depan kudanya. Sarkab terperangkap. Babatan pedangnya ditangkis perisai, pedang patah jatuh, marahlah Sarkab segera menerjang mengangkat.
- Mengandalkan kekuatannya dulu. Banyak para raja yang terbanting mati olehnya dalam peperangan. Tergopoh-gopoh memegang pinggang Amir lalu diangkat-diungkit, tetapi tak terangkat.
- Berkali-kali usaha mengangkatnya sampai darahnya keluar dari ibu jari. Sarkab menghabiskan tenaganya, malah kakinya tertanam di tanah, walaupun demikian tak bergeming sedikitpun. Kaki tetap tegak.
- Kedua matanya mengeluarkan darah, lidahnya menjulur keluar kedua telingannya seperti muara sungai. Ikat pinggangnya putus berantakan. Baju bagian depan robek, kancingnya berhamburan.
- Memaksa diri menarik dan mengangkat tetapi tetap tak terangkat dari tempatnya malah semakin rapat kakinya, tak mampu melepaskannya. Sarkab kembang-kempis nafasnya serta muntah cacing.
- Sudah dipegang pinggang Sang Prabu oleh Sang Jayengmurti, segera diangkat seperti bulu bandingannya, diputar-putar seperti burung. Setelah cukup lama lalu dibanting. Sarkab terkapar tak berdaya.
- Dengan cekatan dipati Tasikwaja mengikat tangan dan kaki sang prabu dengan rantai, bersoraklah gemuruh orang Arab. Malam tiba, semua diperintah mundur.
- Bubar barisan Islam dan barisan kapir semua beristirahat. Prajurit Arab semua masuk kota mengiring Sang Jayengmurti. Semua perjurit kapir mundur.
13